Revitalisasi Kebudayaan Melalui Pertunjukan Sawat Untuk Membangun Moderasi Beragama

Iga Ayu Intan Candra

Abstract


Revitalisasi kebudayaan sebagai upaya menghidupkan kembali budaya yang telah punah atau mengembangkan budaya lokal untuk menemukan potensi serta melestarikan keberadaannya di Maluku dilakukan melalui pelatihan dan pertunjukan Sawat sebagai local wisdom. Penelitian ini mengkaji beberapa aspek-aspek seni yaitu proses revitalisasi  Sawat mahasiswa IAIN Ambon sebagai wujud revitalisasi budaya dan fungsi pertunjukan Sawat dalam membangun nilai moderasi  beragama di IAIN Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan hasil observasi pada pertunjukan Sawat yang dilakukan mahasiswa IAIN Ambon berdasarkan unsur-unsur seni didalamnya dan nilai yang terbangun sebagai upaya revitalisasi budaya. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi partisipasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses latihan dan proses pertunjukan yang dipersiapkan mahasiswa IAIN Ambon dan berpartisipasi dalam proses sampai dengan terjadinya pertunjukan. Pertunjukan Sawat dalam proses revitalisasi kebudayaan terbukti mampu membangun moderasi beragama melalui fungsinya sebagai seni pertunjukan yaitu pembawa atau penyampai  nilai moderasi beragama melalui proses interaksi sosial. Konsep kelembutan dan kerjasama dalam seni diharapkan menjauhkan mahasiswa dari pemikiran ekstrimisme yang saling membeda-bedakan. Sikap moderat dalam Islam berupa toleransi terhadap perbedaan dan keterbukaan menerima keberagaman dapat tumbuh jika individu dapat menerima sesamanya melalui proses sosial.


Keywords


Revitalisasi Kebudayaan, Sawat, Maluku, Moderasi Beragama

Full Text:

PDF

References


Akhmadi, A. (2019). Moderasi beragama dalam keragaman Indonesia. Inovasi-Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2), 45-55.

Arisyanto, P., Untari, M. F. A., & Sundari, R. S. (2019). Struktur Pertunjukan dan Interaksi Simbolik Barongan Kusumojoyo di Demak. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2), 111-118.

Budhi, S. (2018). Revitalisasi Kebudayaan dan Tantangan Global. Festival Pesona Budaya Borneo, 2.

Dawing, D. (2017). Mengusung moderasi Islam Di tengah masyarakat multikultural. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin Dan Filsafat, 13(2), 225-255.

Djelantik, A. A. M., Rahzen, T., & Suryani, N. N. M. (1999). Estetika: sebuah pengantar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Indriyanto. 2002. Lengger Banyumasan: kontinuitas dan Pembahasan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Irhandayaningsih, A. (2013). Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi: Menyikapi Dekandensi Moral di Kalangan Generasi Muda. HUMANIKA, 17(1).

Jazuli, M. (1994). Telaah teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Murcahyanto, H., Imtihan, Y., Mohzana, M., & Kadafi, M. (2021). Eksistensi Pertunjukan Musik Burdah. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5(1), 64-70.

Nurkholis, N. (2013). Pendidikan dalam upaya memajukan teknologi. Jurnal kependidikan, 1(1), 24-44.

Omeri, N. (2015). Pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan. Manajer Pendidikan, 9(3).

Prastiawan, I., Suroso, P., Widiastuti, U., & Nugrahaningsih, R. H. D. (2021). Pendampingan Kelompok Seniman Jawa Deli dalam Mengelola Instrumen Musik Dodok pada Pertunjukan Seni Reog. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5(2), 235-240.

Putro, M. A. P., Soepeno, B., & Puji, R. P. N. (2019). Barong Using: Optimalisasi Seni Pertunjukan Barong Sebagai Obyek Pariwisata Budaya Using Tahun 1996-2018. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(2), 56-73.

Robby, Hidayat. (2005). "Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari." Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Jurusan Seni dan Desain.

Rondhi, M. (2017). Apresiasi seni dalam konteks pendidikan seni. Imajinasi: Jurnal Seni, 11(1), 9-18.

Sari, F. K. A., & Yanuartuti, S. (2020). Kajian Struktur Pertunjukan Tari Gandhong di Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4(2), 128-136.

Shihab, A. (1999). Islam Inklusif. Bandung: Mizan.

Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sudarsono. (2002). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Gadjah Mada University Press.

Suharyanto, A., Ginting, D. Y., Rajagukguk, K. M. B., Pebrianti, N., Panggabean, R. M., & Tanjung, S. (2018). Makna Pesta Kerja Tahun pada Masyarakat Karo Siosar Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 2(1), 36-44.

Suroso, P. (2018). Tinjauan Bentuk dan Fungsi Musik pada Seni Pertunjukan Ketoprak Dor. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 2(2), 66-78.

Sutiyono. (2012). Paradigma Pendidikan Seni Di Indonesia. Yogyakarta: UNY Press.

Wakano, A. (2019). Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Kearifan Lokal Masyarakat Maluku. Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(2), 26-43.




DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v6i1.33322

Article Metrics

Abstract view : 348 times
PDF - 209 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Follow us on instagram @jurnalgondang