About The Journal
Important for Author
Ethics Statement
Manuscript Template
Abstrak
Motif bungong meulu memiliki bentuk yang simetris, berwarna putih, dan memiliki 4 kelopak. Motif bungong meulu melambangkan keindahan dan kesuciaan bumi Aceh. Motif bungong meulu memiliki makna dan filosofi yang sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Aceh. Sehingga pengkarya tertarik untuk mengaplikasikan motif bungong meulu ke dalam karya pada interior ruang keluarga. Konsep yang di gunakan dalam pengarapan karya adalah konsep Ekspresi Simbolik, secara konsepsi bentuk seni modern dengan memanfaatkan idiom tradisi sebagai elemen dasar penyusunannya. Metode penciptaan yang digunakan pada karya ini, yaitu (1) tahap pra perancangan, (2) tahap perancangan (3) tahap perwujudan dan (4) tahap penyajian, yaitu dengan melakukan pameran yang bertujuan untuk terjalinnya komunikasi antara seniman dan penikmat seni.
Pada penciptaan karya tugas akhir ini, pengkarya mengekspresikan bentuk motif bungong meulu pada karya interior ruang keluarga. Teknik yang di gunakan pada karya ini adalah menggabungkan beberapa teknik makrame, simpul kepala, simpul pipih, simpul kordon dan simpul lainnya. Karya yang diciptakan sebanyak 7 karya, diantaranya jam dinding, gorden pintu, cermin, rak serba guna, taplak meja, lampu hias dan sarung bantal sofa. Karya ini di gunakan untuk menghias ruangan pada interior keluarga dan juga untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat dan para seniman bagaimana bentuk asli dari motif bungong meulu dengan teknik makrame.
Kata Kunci: Motif Bungong Meulu, Interior Ruang Keluarga
Abstract
The bungong meulu motif has a symmetrical shape, is white, and has 4 petals. The bungong motif only symbolizes the beauty and holiness of the land of Aceh. The bungong meulu motif has a meaning and philosophy that is deeply embedded in the life of the Acehnese people. So the creator is interested in applying the bungong meulu motif to his work in the interior of the family room. The concept used in creating the work is the concept of Symbolic Expression, conceptually a modern art form that utilizes traditional idioms as the basic element in its composition. The creation methods used in this work are (1) pre-design stage, (2) design stage (3) realization stage and (4) presentation stage, namely by holding an exhibition which aims to establish communication between artists and art lovers.
In creating this final work, the artist expressed the form of the bungong motif in the interior of the family room. The technique used in this work is a combination of several macrame techniques, head knots, flat knots, cord knots and other knots. There were 7 works created, including wall clocks, door curtains, mirrors, multi-purpose shelves, tablecloths, decorative lamps and sofa cushion covers. This work is used to decorate rooms in family interiors and also to reintroduce the public and artists to the original form of the bungong meulu motif using the macrame technique.
Keywords: Bungong Meulu Motif, Family Room Interior
DAFTAR PUSTAKA
Andeska, N. 2022. Digitalisasi Ornamen Aceh Studi Kasus: Meseum Cut Nyak Dhien. Dalam Jurnal Institut Seni Budaya Indonesia Aceh. Vol. 5, No. 2, 140-144
Azizi,T. 2018. Struktur Dan Perkembangan Motif Pinto Aceh. Dalam Jurnal Penciptaan Seni Kriya, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Vol.1, No.1
Azizah, Nur. 2022. “Motif Pucuk Khebung Pada Kriya Interior Ruang Tamu”.
Ernawati, Dkk. 2022. Perancangan Sarung Bantal Hias Untuk Sofa Dengan Teknik Makrame. Dalam Jurnal Ilmiah Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta.Volume 14. No 2
Fitriani, 2022. Daun Dan Akar Gantungan Beringin Sebagai Ide Penciptaan Kap Lampu Gantung Dengan Teknik Makramé. Dalam Jurnal Ilmiah Program Studi S-1 Kriya, Fakultas Seni Rupa, Universitas ISI Yogyakarta
Hendriyana, Husen. 2018. Metologi penelitian penciptaan karya. Bandung: Sunan Ambu Pres.
Junaidi,T Dkk, 2018. Pemetaan Hias Aceh Dalam Kajian Geografi Budaya Dan Etnografi. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sa mudra. Vol.09 no. 02.
Kartika Dharsono Sony, 2017. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
___________________, 2016. Kreasi Artistik. Surakarta: Citra Sains.
Nurhaliza, Siti Dkk. 2019. Kerajinan Tas Aceh Ditinjau Dari Perspektif Intra Estetik Di Aceh Utara. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.Volume IV, Nomor 2: 219-228.
Nurmuttaqin, T Ikkin. Dkk, 2016. Motif Ragam Hias Kupiah Aceh. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Volume I, Nomor 2;147-154.
Maulin, Siti Dkk 2019. Makna Motif Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Aceh di Museum Aceh. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Volume IV, Nomor 1;78-96.
Raehana, Rina Dkk, 2021. Identifikasi Ragam Hias Tradisional Aceh Besar. Dalam Jurnal Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Keguruaan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Syiah Kuala.Volume 5 Nomor:2 Hal:1-7
Sumartono, 1992. Orisinalitas Karya Seni Rupa dan Pengakuan Internasional. Dalam Seni Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Karya Seni, II/02, BP ISI Yogyakarta : Yogyakarta.
Yanti, Nurmila. 2019. Macrame Sebagai Elemem Estetik Jam Dinding. Jurnal Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Padang.