Citra Diri Penyandang Tunanetra terhadap Diskriminasi dari Lingkungan Sosial
Abstract
Citra diri adalah konsep yang dibentuk di dalam pikiran mengenai seperti apa seseorang individu sebagai manusia sosial. Semua individu dapat menarik gambaran mental akan diri sendiri dan gambaran ini akan cenderung bertahan secara stabil seiring waktu kecuali individu tersebut mengambil langkah – langkah pertimbangan untuk mengubahnya. Individu dengan citra diri positif seringkali akan tampak lebih optimistik dalam hidup dan lebih percaya diri akan kemampuan diri karena merasakan kontrol yang lebih besar terhadap diri sendiri dan terhadap hidup begitu juga sebaliknya untuk citra diri negatif. Diskriminasi dari lingkungan tidak jarang terjadi pada penyandang tunanetra, sehingga hak-hak sebagai warga Negara sulit didapatkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra diri penyandang tunanetra terhadap diskriminasi dari lingkungan sosial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian adalah studi kasus yang melibatkan 6 penyandang tunanetra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan pada dasarnya keenam subyek memiliki citra diri positif yang artinya subjek memiliki kepercayaan diri yang cukup baik, walaupun terkadang rasa percaya diri itu tidak stabil dikarenakan seringnya intensitas diskriminasi yang diterima. Secara keseluruhan keenam subjek memiliki ambisi atau rasa optimis dalam mencapai tujuan hidup dan cita-cita tetapi terkadang menjadikan beberpa subjek kurang dapat maksimal dalam mengorganisir diri. Hampir seluruh subjek merasa mampu untuk mencoba sesuatu yang baru dan dirasa orang lain bahwa subjek tidak dapat melakukannya. Kendali diri penyandang tunanetra cukup baik dalam menghadapi diskriminasi dimana subjek tidak mudah marah dan meluapkan emosinya di depan orang lain.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Aqila Smart. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat, Pendekatan Pembelajaran & Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati.
Baron, R.A. dan Donn. B. (2003). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga Brown, J.D. 1998. The Self. Massachussetts: Mc.Graw Hill Inc.
Creswell, J. W. 2010. Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.
Daniel P. Hallahan, James M. Kauffman & Paige C. Pullen. 2009. Exceptional Learner An Introduction to Special Education. United States of America:PEARSON.
Fristy.2012. Citra Diri pada Remaja Putri yang mengalami kecenderungan gangguan Body Dismorphic.Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, 14(2), 1-11
Fleet, James K. Van. 1997. Cara Meraih Pengaruh dan Kekuasaan Tak Terbatas dalam 21 Hari. Cet. Ketiga. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.
Herani, Sarikusuma, dan Hasanah.2012. Konsep diri orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang menerima label negatif dan diskriminasi dari lingkungan sosial. Jurnal Psikologia-online Vol. 7, No. 1, hal. 29-40. http://id.portalgaruda.org.5 Agustus 2019
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
Juang Sunanto.2005. Mengembangkan Potensi Anak Berkelainan Penglihatan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Poerwandari, K. 2007. Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: PSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
DOI: https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.30476
Article Metrics
Abstract view : 834 timesPDF - 1562 times
Copyright (c) 2021 Widya Lestari, Rizki Fitlya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.