Pengaruh Gratitude dan Dukungan Sosial terhadap Psychological Well-Being Wanita Dewasa Awal Bekerja yang Belum Menikah
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik. (2018). Perempuan dan laki-laki di Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2019). Perempuan dan laki-laki di Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2019). Profil perempuan Indonesia 2019. Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. (2019). Statistik gender provinsi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Christie, Y., Hartanti., & Nanik. (2013). Perbedaan kesejahteraan psikologis pada wanita lajang ditinjau dari tipe wanita lajang. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1-16.
Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and adaptation to stress. Advance in Personal Relationships, 1, 37-67.
Deichert, N.T., Fekete, E. M., & Craven, M. (2019). Gratitude enhances the benefical effects of social support on psychological well-being. The Journal of Positive Psychology, 1-10.
Desiningrum, D. R. (2014). Kesejahteraan psikologis lansia janda atau duda ditinjau dari persepsi terhadap dukungan sosial dan gender. Jurnal Psikologi Undip. 13(2), 102-106.
Destyani, A. R., Ghazali, A. F., Harizta, A. D., & Nashori, H. F. (2019). Social support, gratitude and psychological well-being of persons with disabilities. ICRMH.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gurung, R. A. R., Taylor, S. E., & Seeman, T. E. (2003). Accounting for changes in social support among married older adults: insights from the mcarthur studies of successful aging. Psychology and Aging, 18(3), 487-496.
Kompas.com. (2018). Lajang Indonesia dianggap masalah dan hadapi tekanan sosial. Diakses dari https://sains.kompas.com/read/2018/02/18/174448623/lajang-indonesia-dianggap-masalah-dan-hadapi-tekanan-sosial?page=all
Lakoy, F. S. (2009). Psychological well-being perempuan bekerja dengan status menikah dan belum menikah. Jurnal Psikologi, 7(2), 38-47.
Liputan6.com (2017). BPS: Banyak wanita memilih tak menikah pada 2020. Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3162345/bps-banyak-wanita-memilih-tak-menikah-pada-2020
McCullough, M. E., Emmons, R., & Tsang, J. (2002). The grateful disposition: a conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology, 82(1), 112-127.
Mami, L., & Suharnan. (2015). Harga diri, dukungan sosial dan psychological well being wanita dewasa yang masih lajang. Persona Jurnal Psikologi Indonesia, 4(3), 216-224.
Maulana, H., Obst, P., & Khawaja, N. (2018). Indonesian perspective of well-being: a qualitative study. The Qualitative Report, 23(12), 3136-3152.
Nanik, Nanik. (2015). Aku perempuan yang berbeda dengan perempuan lain di jamanku: aku bisa bahagia meski aku tidak menikah. In: Proceeding Seminar Nasional Positive Psychology 2015: "Embracing A New Way of Life: Promoting Positive Psychology for Better A Mental Health". Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, pp. 350-362. ISBN 978-979-17880-1-4.
Prabowo, A. (2017). Gratitude dan psychological well-being pada remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5(2), 260-270.
Purwanto, E. (2015). Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well-being wanita lajang. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1-26.
Putri, F. (2018). Psychological well-being wanita dewasa awal ditinjau dari empat tipe wanita dewasa lajang menurut stein. Motiva: Jurnal Psikologi, 1(1), 28-37.
Ratnayanti, T. L., & Wahyuningrum, E. (2016). Hubungan antara gratitude dengan psychological well-being ibu yang memiliki anak tunagrahita di slb negeri salatiga. Satya Widya, 32(2), 57-64.
Rosadi, Rosadi. (2020). Perbedaan tingkat kebersyukuran pada perempuan lajang dan sudah menikah. Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 19(2), 121-130.
Rosalinda, I., & Michael, T. (2019). Pengaruh harga diri terhadap preferensi pemilihan pasangan hidup pada wanita dewasa awal yang mengalami quarter life crisis. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 8(1), 20-26.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Sosial Psychology, 57(6), 1069-1081.
Santrock, J. W. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup, jilid 2, penerjemah: chusairi dan damanik). Jakarta: Erlangga.
Selan, M. T., Nabuasa, E., & Damayanti, Y. (2020). Subjective well-being pada wanita dewasa awal yang belum menikah. Journal of Health and Behavioral Science, 2(3), 213-226.
Septiana, E., & Syafiq, M. (2013). Identitas lajang (single identity) dan stigma: studi fenomenologi wanita lajang di Surabaya. Jurnal Psikologi Teori & Terapan, 4(1), 71-86.
Srimaryono, F., & Nurdibyanandaru, D. (2013). Intensi untuk menikah pada wanita lajang. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2(2), 99-105.
Taylor, S. E., Peplau L. A., & Sears D. O. (2006). Sosial psychology. Twelfth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Wati, T. M. E. S. (2015). Perbedaan kesejahteraan psikologis wanita lajang dan menikah. Jurnal Psiko-Edukasi, 13, 48-65.
Woo, H., & Raley, R. K. (2009). The effect of marriage on psychological well-being focusing on motherhood status prior to marriage. Paper Presented at The Annual Meetings of Population Association of America, Detroit, MI.
DOI: https://doi.org/10.24114/konseling.v20i1.36014
Article Metrics
Abstract view : 1346 timesPDF - 1085 times
Copyright (c) 2022 Fitrika Ayu Riszki, Raras Sutatminingsih, Rodiatul Hasanah Siregar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.