DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL MAHASISWA PROGRAM SARJANA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS X

Authors

  • Didi Febrian Universitas Negeri Medan
  • Rafael Lisinus Ginting Universitas Negeri Medan
  • Putri Harliana Universitas Negeri Medan
  • Nurul Ain Farhana Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.24114/psikologikonseling.v17i2.69420

Keywords:

Deteksi, Gangguan Mental Emosional, Self-Reported Questionnaire (SRQ)-20, Depresi, Cemas, Stres, FMIPA Universitas X

Abstract

Gangguan mental emosional (GME) merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami perubahan emosional yang jika terus berlanjut akan berkembang menjadi keadaan patologis. Mahasiswa berada pada masa yang rentan mengalami GME. Gangguan mental emosional dapat mempengaruhi kehidupan mahasiswa dan mengakibatkan penurunan nilai akademik. Hambatan dalam penyelesaian permasalahan GME antara lain adanya stigma, kesulitan dalam mengidentifikasi gejala masalah gangguan mental dan kecenderungan pada diri sendiri saat menghadapi masalah. Upaya penanggulangan masalah GME kepada mahasiswa perlu dilakukan. Penggunaan SRQ-20 dapat menjadi alat skrining awal pada GME. Deteksi dini gangguan mental emosional di FMIPA Universitas X menggunakan instrument SRQ-20. Kuesioner dibagikan secara online. Terdapat 329 responden yang terdiri dari mahasiswa semua Angkatan yang bersedia mengisi kuesioner. Terdapat 71,7% responden dalah Perempuan. Gejala mudah Lelah merupakan gejala yang paling banyak dialami mahasiswa semester 2 (64,4%) dan mahasiswa semester 6 (70,4%) adalah mudah lelah (64,4%). Gejala merasa cemas, tegang atau khawatir menjadi gejala yang paling banyak dialami oleh mahasiswa semester 4 (74,6%) dan semester 8 keatas (79,5%). Terdapat 63,6% dari responden laki-laki, 74,2% dari responden perempuan, dan 70,5% dari seluruh responden terdeteksi mengalami GME. Terdapat 13 responden (4%) yang mengalami tujuh gejala depresi, 116 responden (35,5%) mengalami tiga gejala cemas, 56 responden (17,0%) mengalami empat gejala somatik, 87 responden (26,4%) mengalami tiga gejala kognitif dan 45 responden (13,7%) yang mengalami enam gejala penurunan energi.

References

Bruffaerts, R., Mortier, P., Kiekens, G.,Auerbach, R.O., Cuijpers, P., Demyttenaerere, K…., Kessler, R.C. (2018). Mental health problems in college freshman: Prevalence and academic functioning. Journal of Affective Disorders, 225, 97-103.

Erindana, F.U.N., Nashori, H.F., & Tasaufi, M.N.F. (2021). Penyesuaian diri dan stres akademik mahasiswa tahun pertama. Motiva: Jurnal Psikologi, 4(1), 11-18.

Gulliver, A., Griffiths, K. M., & Christensen, H. (2010). Perceived barriers and facilitators to mental health helpseeking in young people: a systematic review. BMC Psychiatry, 10, Article 113.

Huang, Y., Li, S., Lin, B., Ma, S., Guo, J., Wang, C. (2022). Early detection of college students’ psychological problems based on decision tree model. Frontiers in Psychology, 13,1-10.

Husain, N., Chaudhry, N., Rhouma, A., Sumra, A., Tomenson, B., & Waheed, W. (2016). Validation of the self-reporting questionnaire (SRQ 20) in British Pakistani and White European population in the United Kingdom. Journal of Affective Disorders, 189, 392–396.

Idaiani, S., Suhardi, S., & Kristanto, A.Y. (2009). Analisis gejala gangguan mental emosional penduduk Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59(10), 473-479

Kadison, R. & DiGeronimo, T. F. (2004). College of the overwhelmed: The campus mental health crisis and what to do about it. Jossey-Bass

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset kesehatan dasar Indonesia (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mulya, H.E., & Indrawati, E.S. (2016). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan stres akademik pada mahasiswa tingkat pertama Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Empati, 5(2), 296-302.

Prahastuti, N.F. (2023). Psychometric properties analysis of Self-Reported Questionnaire (SRQ)-20 intrument with Rasch Model. Insan: Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 8(2), 148-173.

Rasyida, A. (2019). Faktor yang menjadi hambatan untuk mencari bantuan psikologis formal di kalangan mahasiswa. Persona : Jurnal Psikologi Indonesia, 8(2), 193-207

Richardson, T., Elliott, P., & Roberts, R. (2017). Relationship between loneliness and mental health in students. Journal of Public Mental Health, 16(2), 48–54.

Vidiawati, D.,Iskandar, S., & Agustian, D. (2017). Masalah kesehatan jiwa pada mahasiswa baru di sebuah universitas di jakarta, eJournal Kedokteran Indonesia, 5(1), 27-33.

Vidourek, R. A., King, K. A., Nabors, L. A., & Merianos, A. L. (2014). Students’ benefits and barriers to mental health help-seeking. Health Psychology and Behavioral Medicine: an Open Access Journal, 2(1), 1009-1022

Setyanto, A,T., Hakim, M, A.,& Muzakki, F, P. (2023). Deteksi dini pevalensi ganguuan kesehatan mental mahasiswa di perguruan tinggi. Wacana, 15(1), 66-78.

Sondakh, J.S.P., & Therea, R.M. (2020). Hubungan stres dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional pada mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Jurnal Kedokteran, 8(1), 906-917.

Sunjaya, D. K., Sumintono, B., Gunawan, E., Herawati, M. D., & Hidayat, T. (2022). Online Mental Health Survey for Addressing Psychosocial Condition During the COVID-19 Pandemic in Indonesia : Instrument Evaluation Online Mental Health Survey for Addressing Psychosocial Condition During the COVID-19 Pandemic in Indonesia : Instrument Ev. Psychology Research and Behavior Management, 15, 161–170.

WHO. (1994). A user’s guide to The Self-Report Questionnaire (SRQ). World Health Organization.

Downloads

Published

2025-10-01

How to Cite

Febrian, D., Ginting, R. L., Harliana, P., & Farhana, N. A. (2025). DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL MAHASISWA PROGRAM SARJANA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS X. PSIKOLOGI KONSELING, 17(2), 152–161. https://doi.org/10.24114/psikologikonseling.v17i2.69420