Gaya Melodis Dan Makna Chanting Ritual Bulung-bulung Si Melias Gelar Pada Masyarakat Karo

Kumalo Tarigan

Abstract


Dalam kepercayaan animisme Karo ada berbagai nyanyian ritual. Salah satunya adalah rudang si melias gelar yang dapat diartikan sebagai kumpulan daun dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki nama baik. Lantunan nyanyian ritual ini dilakukan dalam raleng tendi, yaitu 'upacara pemanggilan roh manusia' dan dalam upacara penyembuhan lainnya. Lantunan ritual ini merupakan jenis nyanyian vokal solo tanpa iringan musik. Orang-orang yang hadir dalam upacara ritual atau untuk penyembuhan adalah dukun dan keluarga pasien. Untuk menjelaskan nyanyian ini dilakukan dengan pendekatan sistematis dalam studi etnomusikologis. Hasil analisis menunjukkan bahwa melodi rudang-rudang si melias gelar dilantunkan dengan melodi yang berdasarkan 3 atau 2-nada modal. Dalam kalimat lagu ini sering terdapat rengget atau melisma. Teksnya memiliki konten yang berguna untuk tujuan penyembuhan. Isi teks tersebut menyatakan bahwa ada beberapa tumbuhan bermanfaat yang menjadi simbol penunjang kehidupan manusia dalam masyarakat Karo. Hal ini sungguh dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Disamping itu manusia dibimbing dalam menjalani kehidupan agar sehat, kuat, rukun, tabah, banyak keturunan dan kaya raya.


Keywords


gaya melodis, makna, rudang-rudang si melias gelar, chanting ritual, masyarakat Karo

Full Text:

PDF

References


Danandjaja, James (1984) Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: PT Temprint

Fild, Steven (1981) Flow Like a Waterfall: The Metaphors of Kaluli Musical Theory. Yearbooks for Tradisional Music 13 :969-75

Fild, Steven (1984) Sound Structure as Social Structure: Ethnomusicolology 28 (3): 383-409.

Keammer, John E (1993) Music in Human Life: Anthropological Perspective on Music. Austin: University of Texas.

Malm, William P (1977) Music Culture of the Pasific, the Near East and Asia. 2d ed. Englewood Cliffs, New Jersey: Pritice Hall Inc.

Marshal, C & Rossman, G.B., (1995). Designing Qualitative Research. California:

Merriam, Alan P (1964) The Anthropology of Music. Evanston: Northwestern University Press.

Nettl, Bruno (1964) Theory and Method in Etnomusicology. New York: Free Press Macmillan Publishing Co., Inc.

Nettl, Bruno (1983) The Study of Ethnomusicology: Twenty-nine Issues and Concepts. Urbana Chicago London: University of Illionis Press.

Putro, Brahma (1981). Karo dari Zaman ke Zaman. Medan: Yayasan Massa. Sage Publication Inc.

Sinuraya, J. A., & Malau, W. (2019). Rebu dalam Sistem Kekerabatan Etnis Batak Karo di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 3(1), 35-49.

Suharyanto, A., Ginting, D. Y., Rajagukguk, K. M. B., Pebrianti, N., Panggabean, R. M., & Tanjung, S. (2018). Makna Pesta Kerja Tahun pada Masyarakat Karo Siosar Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 2(1), 36-44.

Suroso, P. (2018). Tinjauan Bentuk dan Fungsi Musik pada Seni Pertunjukan Ketoprak Dor. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 2(2), 66-78.

Tarigan. Kumalo (2006) Mangmang: Analisis Dan Perbandingan Senikata Dan Melodi Nyanyian Ritual Karo Di Sumatera Utara. Tesis Master of Arts, Pulau Pinang Malaysia: University Sain Malaysia

Tarigan. Kumalo (2015) Thought In the Song Ritual on the Self Purification Ceremony at Karo Society. In The “American International Journal of Contemporary Research” Vol. 5, No. 5; October 2015. © Center for Promoting Ideas, USA

Tarigan. Kumalo (2018) Canta Ritual Karo Di Sumatera Utara Mengikut Adat Enggeluh (Peraturan Kehidupan) Tesis Doctor of Philosofi, Pulau Pinang Malaysia: University Sain Malaysia

Taylor dan Bogdan. (1984). Bentuk Penelitian Kualitatif Teori Dalam Penelitian Kualitatif. jakarta: Mizan Pustaka.




DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v6i1.33396

Article Metrics

Abstract view : 221 times
PDF - 137 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Follow us on instagram @jurnalgondang